PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK TUNARUNGU

Authors

  • Argiasri Mustika Universitas Islam Nusantara

DOI:

https://doi.org/10.30999/jse.v4i2.898

Keywords:

Media Visual, Tunarungu, Komunikasi

Abstract

Bahasanya yang disebabkan dari kurang berfungsinya alat pendengaran sebagai salah satu bagian atau alat penting dalam pembelajaran bahasa, sedangkan bahasa dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan seseorang dalam pengusaan ilmu. Dari hasil penelitian sebelumnya, penulis menemukan bahwa anak tunarungu memiliki hambatan dalam Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.. Proses komunikasi secara sekunder merupakan penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya , karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang berbeda. Proses komunikasi sekunder ini sering disebut telekomunikasi atau komunikasi jarak jauh. Media yang sering digunakan dalam telekomunikasi tersebut antara lain, surat, telepon, faximail, surat kabar, radio, televisi, film, dan melalui jaringan internet. Bahasa memasuki proses komunikasi ketika sender memiliki pesan untuk disampaikan. Sender merumuskan dan mengirimkan pesan menurut aturan dari bahasa secara khusus, maksudnya sender menterjemahkan informasi ke dalan unit yang spesifik ( suara-suara, tulisan, kata-kata, gestures, titik pada layar radar ( blips) dalam pesanan yang dibutuhkan oleh bahasa. Pada saat bentuk dan isi pesan (bahasa) disampaikan melalui bicara, sender mempergunakan suara-suara bicara yang spesifik untuk menghasilkan pola suara secara khusus. Penerima pesan mendengar dan melihat unit suara tersebut dan mentejemahkannya ke dalam pesan. Jika tidak terdapat gangguan dalam pengiriman pesan (encoding) atau dalam pemahaman pesan (decoding), pesan yang dikirimkan menjadi pesan yang diterima, dan terjadilah komunikasi.

References

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (1997). Media Pengajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Bunawan, L. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu : Jakarta : Yayasan Santi Rama

Depdiknas (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka

Faisal (1982) Metodologi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional

Hallahan P, Kauffman James M (2008), Exeptional children ten edition,

.S.A.

Hayati, Ani (2004). Skripsi (Struktur Kalimat Bahasa Tulis Anak Tunarungu) PLB FIP UPI (Tidak diterbitkan); Bandung.

Kridalaksana, Harmurti (1996). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta; PT Gramedia Pusataka utama.

Leigh Greg (1976) Laporan LokaKarya FNKTRI, 1995

Lubis A Hamid Hasan (1996). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama.

Meadow, Heider (1980). Deafness and child development, Los Angles :University of Californis Press

Mulyono Abdurahman (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan Belajar. Jakarta

Rineka Cipta.

Mulyana D (2007). Ilmu Komunikasi, Bandung : Rosda

Mustika Argiasri (2009) Peningkatan Keterampilan Keterampilan Menulis Pada Anak Tunarungu. Skripsi sarjana pada FIP UPI: (tidak diterbitkan); Bandung

Samsuri, (1988). Morfologi dan Pembentukan Kata, Jakarta; Dep Dik Bud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Somad, Permanarian dkk. (1995). Orthopedagogik Tunarungu : Jakarta :

Ditjen Dikti

Soemarmo Markam, 1989, Pendidikan Bagi Anak Berkesulian Belajar, Depdikbud Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sunanto, Juang dkk. (2005) . Pnegantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal.

CRICED University of Tsukuba

Tarigan H. G (1994) dan Tarigan, Djago (1988). Pengajaran analisis kesalahan berbahasa, Angkasa.

Tarigan, H. G (1994) Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung, Angkasa.

Downloads

Published

2020-07-21

Issue

Section

Articles