KAJIAN SISTEMATIS AL-QUR’AN SURAT AL-KAHFI AYAT 1-10
Abstract
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab baik lafal maupun uslubnya kaya kosa kata, sehingga tidak semua orang dapat memahaminya. Sebagai Muslim mempelajari bahasa Al-Qur’an adalah suatu keharusan, yang mana untuk mengetahui isi dan makna Al-Qur’an diperlukan keilmuan khusus. Bahasa Arab dan ilmu tafsir memiliki cabang yang banyak sekali, salah satu cabang ilmu bahasa Arab adalah ilmu nahwu yang di dalamnya terdapat pembahasan mengenai isim-isim yang dimanshubkan, dan salah satu teknik penyajian tafsir adalah metode tahlili yaitu metode tafsir dengan cara memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu secara rinci satu per satu setiap kata bahkan setiap huruf yang terdapat dalam setiap ayat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode kepustakaan dengan sumber matan Jurumiyyah dan tafsir Ibnu Katsir lalu dijelaskan lebih rinci menggunakan terjemah nazhom Imrithi, tafsir Ath-Thobari, kitab Surah al-Kahf; Arabic Text, Translation, and Modern Commentary karya Imran N Hosein dan Syarh Shahih Muslim serta kitab-kitab dan jurnal-jurnal lain yang mendukung. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa struktur dalam surat Al-Kahfi ayat 1 sampai 10 terdapat 35 isim yang manshub. Isim-isim tersebut terdiri dari 16 maf’ul bih, 2 zharaf zaman, 1 khabar kana, 5 isim inna, 3 haal, 1 munada, 2 tamyiz dan 5 tawabi jenis shifat. Sedangkan mengenai makna surat Al-Kahfi ayat 1-10 dalam implikasi nilai keimanan adalah disebabkan oleh kisah pemuda Ashhabul Kahfi yang berupaya untuk melindungi keimanan dari penguasa yang zhalim dan memilih bersembunyi di gua. Ujian keimanan serupa akan dialami oleh orang-orang yang beriman di akhir zaman dan merupakan hukuman bagi orang-orang yang tidak beriman dan menuhankan teknologi serta sains, yaitu kemunculan fitnah terbesar bagi manusia; Dajjal Al-Masih. Adapun mengenai implementasi metode pembelajaran, terdapat relevansi antara metode cerita dan pendidikan keislaman karena Allah SWT telah menjadi contoh dalam penerapan metode cerita. Pendidikan akhlak dan keimanan bisa didapatkan salah satunya adalah melalui metode bercerita, penyebabnya adalah metode bercerita bisa menyimpan nilai yang besar dalam menyerap ibrahnya untuk kehidupan sehari-hari, baik itu kisah orang-orang shaleh agar diteladani, maupun kisah orang-orang yang zhalim agar sifatnya dijauhi dan dihindari oleh orang yang membaca maupun mendengar kisahnya. Karena dengan membaca maupun mendengarkan cerita tersebut manusia akan membandingkan dengan dirinya di kehidupannya saat ini sehingga pendidikan akhlak serta keimanan dapat tersampaikan dengan baik.References
Aan Komariah dan Djam’an Satori. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Al Afriqy, Muhammad bin Mukrim bin Manzur. (n.d.) Lisan al-Arab. Beirut: Daar Saadir.
Al-Bakri, Ahmad Abdurraziq, dkk. (2007). Tafsir Ath-Thabari. Jakarta: Pustaka Azzam.
Al Batawy, Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi’ Khairul Umam. (2006). Matan Al Jurumiyyah. http://aliph.wordpress.com.
Al Maraghi, Ahmad Mushthafa. (1993). Tafsir al-Maraghi. Jilid 15. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Al Qur’an Al Kariim
Al Shiddieqy, M. Hasby. (2002). Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Al Wabil, Yusuf bin Abdillah bin Yusuf. (2008). Hari Kiamat Sudah Dekat!. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir.
Al-Naisaburi, Abu Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim. (1999). Shahih Muslim. Riyadh: Bait al-Afkar.
Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
As-Suyuthi. (n.d.) al-Itqan fi Ulum al-Qur’an. Beirut: Dar al-Fiqr.
Asy-Syabuni, M. Ali. (1991). Studi Ilmu Al-Qur’an. Bandung: CV Pustaka Setia.
Bachmid, Ahmad. (2008). Sejarah Al-Qur’an. Jakarta: PT. Rehal Publika.
Gumilang, Indra. (2020). Korelasi Surah Al-Kahfi dengan Fitnah Dajjal Perspektif Imran N. Hosein (Studi Analisis Surah Al-Kahfi; Arabic Text, Translation, and Modern Commentary). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Hilmiyah, Siti Munawaroh. (2018). Kualitas Sanad Hadis Tentang Dajjal dalam Kitab Dzurrat Al-Nasihin. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
https://rumaysho.com/12247-keutamaan-menghafal-sepuluh-ayat-surat-al-kahfi. html diakses: 25 Juni 2020.
Ibnu Katsir. (2011). Al-Fitan Fitnah dan Kehidupan Akhir Zaman. Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiyah.
Imran N Hosein. (2006). Surah al-Kahf; Arabic Text, Translation, and Modern Commentary,terj. Kampungmuslim.org. Trinidad:Masjid Jami’ah.
Ismail SM. (2001). Paradigma Pendidikan Islam: Teoritis dan Praktis. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Khowathir Quraniyah Shofwatut Tafasir Fii Dzilaalil Quran https://www.islampos.com/memahami-tujuan-surat-al-kahfi-1-101715/ diakses: 25 juni 2020.
Nata, Anduddin. (2001). Filsafat Pendidikan Islam cet.4. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Rahman, Arip. (2008). Studi Al-Qur’an Surat Ash-Shaf (Analisis Struktur dan Isi). Bandung: Universitas Islam Nusantara.
Rusdianto. (2015). Belajar Bahasa Arab Secepat Kilat. Yogyakarta: Diva Press.
Sarwat, Ahmad. (2020). Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta Selatan: Rumah Fiqih Publishing.
Shihab, M Quraish. (2012). Al-Lubab, Makna dan Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-surah AL Qur’an. Tangerang: Lentera Hati.
_________________. (2012). Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian AlQuran. Jakarta: Lentera Hati.
Sumadi, Suryabrata. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tambak, Syahraini. (2014). 6 Metode Komunikatif Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Zed, Mestika. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Downloads
Published
Issue
Section
License
LISENSI YANG DIGUNKAAN
CC-BY-SA